· Menanam padi
hasilnya beras
Beras dimasak nasi namanya
Gadis cantik duduk di teras
Senang hati melihatnya senyumnya
v Jalan-jalan ke toko buku
Di siang hari bersama Upi
Memang manis senyum bibirku
Tapi duduk terdiam sepi
·
Langit biru
indah warnanya
Angin sepoi sejuk rasanya
Kalau boleh aku bertanya
Apakah dinda ada yang punya
v Duduk santai bersama Wahab
Minum kopi nikmat rasanya
Kalau boleh aku menjawab
Dinda di sini belum ada yang punya
Masak air sampai
mendidih
Membeli susu dengan Bayu
Duduk menagis hati bersedih
Melihat teman sedang merayu
Ø Pergi ke pasar membeli melati
Jangan lupa membeli jamu
Janganlah engkau bersedih hati
Masih ada aku di samping mu
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Yang terhormat Bapak
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Yang terhormat Bapak
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Yang terhormat para Dosen
Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia
Yang terhormat para
Penyaji Seminar Sastra Banjar
Dan hadirin sekalian
yang berbahagia.
Pertama-tama
marilah kita panjatkan rasa syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
nikmat dan hidayah yang diberikan kepada kita, sehingga pada hari ini kita masih
diberi kesehatan untuk dapat
melaksanakan seminar Sastra Banjar.
Dengan
seminar sastra ini kami berharap semoga kita lebih meningkatkan rasa cinta kita
pada kesusastraan daerah sendiri
khususnya satra Banjar, lebih meningkatkan kreativitas dalam berkarya dan
memperkenalkan sastra Banjar kekancah sastra Nasional.
Hadirin
yang berbahagia, saat ini budaya luar masuk tanpa ada hambatan, banyak anak
muda lebih menyukai budaya dan sastra dari luar sehingga melupakan sastra
daerahnya sendiri. Keadaan ini cukup memprihatinkan karena hal ini dapat
melunturkan sastra Banjar atau bahkan hilang.
Kita
sama-sama ketahui pada zaman sekarang ini sastra dan budaya Banjar sudah kurang
diminati oleh generasi muda, tidak sedikit dari mereka yang tidak mengetahui
apa itu apa sastra Banjar. Tentu saja salah satu penyebabnya yaitu kemunduran
dominasi sastra dan budaya Banjar tersebut
ialah masuknya kebudayaan asing karena menurut mereka tampilan yang
disajikan lebih menarik. Salah satunya K-pop yang sekarang seakan merasuki
generasi muda. Padahal banyak budaya Banjar seperti lamut, madihin, baturai
pantun, dan lain sebagainya juga sangat menarik.
Sebagai
penerus bangsa, seharusnya kita mengembangkan sastra Banjar dan mempertahankan
eksistensi sastra Banjar agar dapat bertahan dari pengaruh besar budaya luar
dan tidak hilang di kesusastraan Indonesia, sehingga dapat dinikmati sampai
anak cucu kita nantinya.
Demikian
sambutan dari saya, mari lestarikan sastra Banjar.
Wassalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Seorang
guru mempunyai peranan yang sangat
penting dalam dunia pendidikan, baik dalam proses belajar mengajar maupun di
luar proses itu sendiri. Seorang guru selain bertugas mengontrol atau
mengkritik tapi juga bertugas sebagai pemimpin dan bertanggung jawab penuh
dalam kepemimpinannya di dalam kelas. Seorang guru profesional juga harus melaksanakan
tugas lain seperti membuat program pengajaran, mengorganisasi kelas dan siswa,
menggunakan sarana dan lingkungan sebagai sumber belajar di sekolah,
melaksanakan evaluasi belajar atau praktik, melaksanakan program bimbingan
kelas, serta yang paling penting adalah seorang guru yang baik harus mampu
memahami kemampuan anak didik.
Salah satu
tenaga pengajar yang mampu bersikap profesional adalah seorang dosen yang
mengajar di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk saat
ini beliau mengasuh mata kuliah Apresiasi dan Ekspresi Sastra. Beliau mempunyai
bentuk badan yang standar untuk ukuran wanita, berumur kurang lebih 29 tahun,
dalam berpakaian beliau selalu memperhatikan keserasian warna, cara berjilbab
mengenakan lapisan topi sehingga dapat menyesuaikan dengan bentuk muka yang
kecil dan terlihat lebih rapi, beliau menggunakan sepatu pantofel untuk pergi
ke kampus, serta memakai sepeda motor Jupiter MX untuk berpergian baik mengajar
maupun keperluan lain, beliau juga selalu menggunakan tas ransel untuk membantu
dalam membawa perlengkapan mengajar. Dalam setiap mata kuliah yang beliau
pegang mempunyai aturan-aturan yang cukup ketat, seperti tugas harian yang selalu diberikan
untuk mahasiswa, mengadakan evaluasi setelah pengajaran dan sesekali memberikan
nasihat kepada mahasiswa. Suasana kelas dalam bimbingan beliau tidak
mementingkan keformalan hubungan antara dosen dengan para mahasiswa tapi lebih
kepada menciptakan keakraban agar tercapai pembelajaran yang efektif.
Kadang kau berlari, aku mengejar
Kadang aku terhenti, kau menunggu
Semua cerita kita lalui, tapi tiba
saatnya untuk terhenti
Namun nanti pasti kita dapati saat
untuk berlari lagi….
“Kapan
nih kita main lagi, di rumah ku ada game terbaru loh!” kata Naruto sembari
menyeruput jus jambu kesukaannya.
“
nggak tahu nih, kita kan lagi banyak
tugas!” kata Himawari
“urusan
tugaskan bisa nanti, yang penting kita main game dulu, nah setelah pikiran kita
segar baru kita bikin tugas!” usul
Naruto
“tapi
gimana nanti kalau kita sudah main game dan lupa waktu, ingat kebiasaan main
game kita itu satu hari penuh lalu kapan kita mengerjakan tugasnya!” Nobita
ikut berpendapat.
“ayolah,
toh hanya tugas makalah kebudayaan saja, tinggal buka internet lalu copypaste
deh. Selesai semua masalah, iya nggak Sinchan, semudah kau ngerjain orang lain
kan!”
Nobita
dan Himawari terdiam memikirkan usul Naruto, sedangkan aku hanya tertunduk
sambil mengaduk-aduk bakso yang belum ku makan.
“Naruto,
kenapa kebiasaan menggampangkan sesuatu itu selalu muncul disaat yang salah,
mungkin bagi kamu tugas itu tidak penting, tapi kenapa kamu tidak pernah
berpikir bahwa mungkin bagi orang lain itu penting!” kataku dengan nada tidak suka, lalu aku berdiri, menatap penuh ketidak sukaan pada
Naruto lalu pergi meninggalkan ketiga Sahabatku yang kebingungan.
Aku
sungguh tidak suka ketika mendengar Naruto meremehkan sesuatu. Aku menerima beasiswa
dari sekolah dan tentu saja tugas makalah itu penting bagi ku tapi kenapa sahabat
ku sendiri malah seperti itu.
Sejak
kejadian dikantin siang itu, aku memutuskan untuk menjauh dari Naruto, hampir
seminggu aku tidak berbicara dengannya, padahal dulu kami sangat dekat. Aku
ingin memberinya pelajaran bahwa tidak semua orang mempunyai pikiran yang sama
seperti dirinya. Nobita dan Himawari juga sudah berkali-kali menanyakan tentang
masalah ku dan Naruto, tapi aku diam saja. Aku mengerjakan semuanya sendiri,
kekantin sendiri bahkan aku pindah tempat duduk hanya untuk menghindari Naruto.
Namun tanpa sadar aku juga merindukan mereka.
Aku
berjalan di bawah sinar matahari yang menyengat, Himawari terus meminta untuk
bertemu denganku tapi aku menghiraukannya. Setelah bel pulang sekolah berbunyi
aku langsung pergi ke kantin. Sesampainya di kantin ternyata sudah ada Naruto,
Nobita dan Himawari.
“sebenarnya
kita di sini untuk menyelesaikan masalah, Sinchan tolong jujur ada apa
sebenarnya?” Tanya Himawari
Aku
diam saja, namun aku menyadari tatapan naruto
kepadaku.
“Sinchan,
mungkin sejak dulu harusnya aku minta maaf karena sifat buruk ku sering melukai
hatimu, tapi sungguh aku tak pernah berniat menyakiti siapa pun, apalagi
sahabatku sendiri!”
“mungkin
kau marah karena masalah makalah, kami
baru tahu dari ibu Sisca tadi pagi!”
“Sinchan,
bukankah kamu sering mengatakan dalam persahabatan hanya perlu pengertian, jika dia bicara maka kita mendengarkan, dan jika kita bicara maka buatlah dia mendengarkan.
Maaf karena dulu aku tidak mendengarkan mu. Aku menyadari semuanya kesalahan
ku!” kata-kata Naruto membuatku terhenyak.
Aku
hanya menunduk, menyadari kesalahan ku sendiri.”Aku juga sudah menyadari
semuanya, aku terlalu egois dengan pendapatku, mungkin aku hanya perlu membuat
kalian mendengarkankan ku tapi sikapku kemarin terlalu berlebihan, maafkan
aku!”
“Nah
bukankah seharusnya sahabat memang seperti ini, senang melihat kita kembali” kami semua tertawa merasakan suasana
persahabatan kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar